Berita mengejutkan! FIFA resmi mencoret Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023. Lantas, apa alasan di balik keputusan tersebut? Lihat detail lengkapnya di bawah ini!
FIFA resmi mengeluarkan Indonesia dari negara tuan rumah Piala Dunia
FIFA resmi membatalkan status Indonesia sebagai negara tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 pada Rabu (29/3/2023).
Ketua Umum PSSI Eric Tohir bertemu dengan Presiden FIFA Gianni Infantino untuk mencari solusi.
Namun, keputusan akhir FIFA tidak berpihak pada PSSI dan sepak bola Indonesia. Hingga akhirnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2023.
Undian Piala Dunia U-20 yang dijadwalkan berlangsung pada 31 Maret juga dibatalkan. Akibatnya Indonesia diancam dengan sanksi keras dari FIFA.
Terkait penunjukan tuan rumah baru, Federasi Sepakbola Internasional akan mengumumkannya secepatnya. Mengingat kompetisi yang ada, semuanya sesuai jadwal.
Tanggal turnamen tetap tidak berubah. Potensi sanksi terhadap PSSI juga dapat ditentukan pada tahap selanjutnya.
FIFA menegaskan, terlepas dari keputusan tersebut, tetap berkomitmen untuk membantu PSSI dalam kerja sama yang erat.
Pemerintah, yakni Presiden Joko Widodo, juga akan mendukung proses transformasi sepak bola Indonesia pascatragedi Oktober 2022.
“Anggota tim FIFA akan melanjutkan kehadirannya di Indonesia dalam beberapa bulan mendatang dan akan memberikan bantuan yang diperlukan kepada PSSI di bawah kepemimpinan Presiden Eric Tohir,” kata FIFA dalam keterangan di laman resminya, Kamis (30/3).
Pertemuan berikutnya antara Presiden FIFA dan Presiden PSSI untuk pembahasan lebih lanjut akan dijadwalkan dalam waktu dekat.
Alasan FIFA membatalkan Piala Dunia FIFA di Indonesia
Penyelenggaraan Piala Dunia U-20 mulai hangat dibicarakan setelah penolakan sejumlah pihak atas kedatangan tim Israel sebagai salah satu peserta.
Gubernur Bali Yi Wayan Coster pernah menyurati Menteri Pemuda dan Olahraga soal keberatannya Bali menjadi tempat kompetisi beregu.
Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Ganzhar Pranovo mengeluarkan keterangan tertulis yang menyebutkan pihaknya mendukung penyelenggaraan Piala Dunia U-20, namun tanpa partisipasi Israel.
Meski tak menyebut kisruh Israel sebagai alasan Indonesia membatalkan Piala Dunia U-20, hal itu diyakini memengaruhi keputusan FIFA.
Sebelum meninggalkan Indonesia sebagai tuan rumah, FIFA terlebih dahulu membalik prosesnya. gambar rombongan peserta yang akan digelar di Bali, Jumat (31/03).
Dahulu di Indonesia mengalokasikan dana yang signifikan untuk Kejuaraan Dunia di kalangan pemuda di bawah 20 tahun.
Dana tersebut termasuk renovasi stadion yang akan menjadi tuan rumah pertandingan. Beberapa stadion tersebut antara lain Gelora Bung Karno, Gelora Bung Tomo, Si Jalak Harupat, Gelora Sriwijaya, Manahan dan Kapitan I Wayan Deepta.
[Baca Juga: 10 Daftar Negara Terkaya yang Jadi Peserta Piala Dunia FIFA 2022]
Ketua PSSI berjuang keras
Ketua PSSI Eric Tohir bertemu dengan Presiden FIFA Gianni Infantino di Doha, Qatar, Rabu (29/3/2023).
Namun, pertemuan itu tak mengubah sikap Federasi Sepak Bola Internasional terkait pembatalan Piala Dunia U-20 2023 di Indonesia.
Menurut Eric, posisi Indonesia sebagai anggota harus sejalan dengan kewenangan dan keputusan yang dibuat FIFA.
“Saya berusaha yang terbaik. Setelah menyampaikan surat dari Presiden Jokowi dan pembicaraan panjang lebar dengan Presiden FIFA Gianni Infantino, kami harus mengambil keputusan FIFA untuk membatalkan acara yang kami berdua nantikan,” kata Eric Tohir dari Doha, Qatar, dalam rilis resmi LOC.
Ia menambahkan, keputusan yang menjadi kewenangan FIFA sebagai badan tertinggi sepak bola dunia, dengan 211 anggota dari berbagai belahan dunia, tidak bisa lagi ditolak.
“Indonesia adalah anggota FIFA, jadi dalam sepak bola internasional kita harus mengikuti aturan yang telah ditetapkan. Meski sudah saya serahkan kepada Gianni semua yang telah dipercayakan oleh Presiden, para suporter sepak bola, anak-anak tim U-20, serta para suporter setia sepak bola, karena kami dan para anggota FIFA percaya bahwa situasi saat ini tidak dapat berlanjut, maka kita harus patuh,” lanjut Eric.
Namun, dengan ketangguhan yang masih dimilikinya, Eric mencoba belajar dari badai hebat sepak bola nasional.
“Kami harus tangguh. Saya meminta semua penggemar sepak bola untuk menerima keputusan berat FIFA ini dengan kepala tegak. Karena saya yakin karena ini, saatnya membuktikan kepada FIFA bahwa kita harus bekerja lebih keras untuk mengubah sepak bola menjadi sepak bola yang murni dan luar biasa,” pungkasnya.
Indonesia bisa rugi hingga triliunan rupiah
Belum selesai urusan Kanjuruhan, Indonesia kini harus menghadapi kisruh pembatalan Piala Dunia U-20 2023 di Indonesia.
Selain sanksi berat dari FIFA, Indonesia juga akan mengalami kerugian hingga triliunan rupiah. Kerugian ekonomi tersebut antara lain:
#1 Kehilangan modal operasional
Yoyok Sukavi mengatakan pada Juli 2020, saat masih menjadi pengurus PSSI, pemerintah memberikan Rs. 400 miliar rupiah Indonesia dalam persiapan Piala Dunia.
Kemudian pada Juni 2022, Zainudine Amalie yang masih menjabat sebagai Menpora meminta tambahan dana. 3 triliun rupiah Indonesia dari negara hingga pengembangan olahraga.
Dari jumlah tersebut, Rp 500 miliar digunakan untuk persiapan Piala Dunia U-20.
Selain itu, Kementerian RMP juga telah menginvestasikan Rs. Rp 314 miliar untuk rekonstruksi stadion plus Rp 175 miliar bulan lalu.
Jika suntikan dana ini digunakan untuk biaya modal Piala Dunia U-20 2023, maka Capital loss mencapai Rp 1,4 triliun.
[Baca Juga: 10 Daftar Negara dengan Literasi Keuangan Tertinggi, Salut!]
#2 Kelemahan jika liga dihentikan
Kerugian selanjutnya akan semakin besar jika FIFA membekukan Liga Sepakbola Profesional Indonesia. Karena akan berdampak besar pada nilai ekonomi.
Liga kasta teratas itu memiliki nilai ekonomi Rp 3 triliun. Belum lagi sepak bola merupakan olahraga favorit masyarakat Indonesia.
Menurut Ipsos, survei multinasional, Indonesia memiliki penggemar sepak bola terbesar di dunia.
Di antara seluruh responden Indonesia, proporsi mereka yang mencintai sepak bola mencapai 69%, tertinggi di dunia.
Jadilah kuat dan membantu negara
Pembatalan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 tentu menimbulkan rasa frustasi, sekaligus kerugian materil yang tidak sedikit.
Terlebih lagi, keputusan tak terduga ini memupus harapan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia.
Padahal keuntungan yang diterima sebagai penyelenggara sangat tinggi. Salah satunya berkaitan dengan sektor pariwisata. Karena akan banyak wisatawan yang datang dari luar negeri untuk menyaksikan Piala Dunia di Indonesia.
Namun, seperti kata Eric Tohir, kita harus kuat dan membuktikan kepada FIFA bahwa Indonesia bisa mengubah sepak bola menjadi lebih baik.
Jika Anda ingin membantu Indonesia mengumpulkan modal untuk infrastruktur dan kebutuhan lainnya, Anda bisa berinvestasi di Surat Berharga Negara (SBN).
Melalui e-book Investasikan dengan bijak Dengan membantu negara keluar dari keuangan saya, Anda tidak hanya akan menuai keuntungan investasi, tetapi Anda juga akan membantu negara meningkatkan modal.
Jika perlu, konsultasikan dengan perencana keuangan saya untuk membantu Anda membuat perhitungan investasi yang aman bagi pemula. Klik pada spanduk di bawah ini untuk membuat janji, Ya.
Inilah informasi tentang keputusan-keputusan keras FIFA yang harus dipatuhi Indonesia.
Bagikan artikel ini agar informasinya dapat dibagikan kepada penggemar sepak bola lainnya. Semoga ini bermanfaat. Terima kasih!
Editor: Ismyuli Tri Retno
Sumber tautan:
- PSSI. 29 Maret 2023 FIFA mengecualikan Indonesia dari tuan rumah Piala Piala Dunia U-20 FIFA 2023. Pssi.org – https://bit.ly/432XiP8
- PSSI. 29 Maret 2023 Eric Tohir: Saya bertarung dengan sekuat tenaga. Pssi.org – https://bit.ly/3Ua7XUd
- Tia Dvitiani Komalasari. 30 Maret 2023 Alasan FIFA membatalkan Piala Dunia FIFA U20 di Indonesia. co.id – https://bit.ly/3M2KjXn
- Robertus Andrianto. 29 Maret 2023 Oh! RI bisa rugi triliunan jika membatalkan Piala Dunia U-20. com – https://bit.ly/42Of5t3