Dunia sosial dihebohkan dengan video seorang nasabah Asuransi AXA Mandiri yang menangis dan merasa ditipu. Apa yang terjadi?

Simak fakta serta detail lengkapnya di artikel keuangan saya!

Virus nangis, nasabah tuduh AXA Mandiri penipuan!

Beberapa waktu lalu dunia maya dihebohkan dengan video yang memperlihatkan seorang wanita yang diduga kuat sebagai kliennya. Asuransi AXA Mandiri.

Dalam video tersebut, seorang wanita menangis sambil berteriak bahwa dia ditipu oleh perusahaan asuransi ini. Sontak, video yang diunggah akun TikTok @indriandhiny menjadi viral dan menjadi bahan komentar publik.

Tidak hanya begitu dalam tanda tangan atau di deskripsi video juga mengatakan bahwa uploader merasa ditipu oleh perusahaan seperti bank negara.

“Hati-hati jika ditawari asuransi AXA Mandiri oleh bank independen, nanti uangnya dicuri,” menulis tanda tangan di dalam video.

Timeline AXA Mandiri dan permasalahan nasabah

Untuk mengetahui apa masalahnya, berikut ini kronologi singkatnya.

Dini Indriani, 32, asal Bandung, Jawa Barat, yang mengunggah video tersebut mengadu ke AXA Mandiri. Dia dan suaminya telah menjadi klien asuransi ini sejak 2018.

Dia menjadi klien AXA Mandiri setelah suaminya menerima tawaran dari customer service untuk menghemat uang.

Dini menambahkan, ia juga akan menerima santunan kecelakaan, kematian, dan santunan.

“Kalau tidak salah, asuransinya namanya Mandiri Sehat Sejahtera 25. Ketika saya ditawari untuk menabung atau tidak, saya bilang dulu untuk tabungan, kemudian saya mendapat asuransi kecelakaan, kematian dan santunan. Setelah itu, mereka diarahkan ke meja financial advisor (FA) dari AXA Mandiri.” ujar Dini dari Kompas.com (29/03).

Tak hanya itu, Dini menambahkan, AXA menjelaskan bahwa produk yang mereka tawarkan merupakan tabungan yang bisa dikembalikan. penuh 100% dalam 5 tahun.

Baca juga:   Segini Harga dan Spesifikasi Jeep Rubicon yang Viral, Minat?

Hal inilah yang membuat sang suami mendaftar sebagai klien. Besaran premi yang harus Dini bayar pertama kali adalah Rp 350.000,- per bulan.

Namun, suaminya tidak menerima buku polis asuransi sebagai bukti perjanjian tertulis.

“Mereka tidak memberi saya buku polis, tetapi mereka memberi saya selembar kertas yang tertulis bahwa pada tahun pertama saya menerima begitu banyak, tetapi nama suami saya menghilang. Tapi kami tidak curiga karena dibuat oleh Bank Mandiri yang sekelas BUMN, jadi tidak ada kecurigaan.” dia menambahkan.

[Baca Juga: Daftar 10 Perusahaan Asuransi Jiwa Terbaik di Indonesia]

Dini ingin menjadi klien AXA Mandiri

Tak lama kemudian, Dini mengumumkan bahwa dirinya juga tertarik untuk mengikuti program asuransi ini.

Ia mengunjungi penasihat keuangan yang sama dengan suaminya dan ditawari produk yang sama yaitu tabungan investasi.

Tak hanya itu, Dini juga tertarik untuk mengikuti program Asuransi Pendidikan Anak di tahun 2019.

Untuk asuransi pendidikan anak, Dini harus membayar premi sebesar Rp 500.000 per bulan. Penempatan asuransi dilakukan Dini di cabang Mandiri Surapati, Bandung.

Polis asuransi dianggap sudah lewat waktu

Seperti suaminya, Dini mengaku tidak pernah memiliki polis asuransi. Hal inilah yang mendorongnya untuk segera mengajukan pengaduan.

Tapi pas saya komplain dan videonya jadi viral, mereka bilang buku polisnya sudah diemail, tapi pas saya download malah kadaluarsa.,” dia menambahkan.

Tidak main-main, dari 3 program asuransi yang ia dan suaminya ikuti di AXA Mandiri, Dini tidak memiliki satu polis asuransi pun.

Dini mengaku, bahkan sebelum berusia 5 tahun, ia mulai khawatir. Karena sudah banyak pemberitaan yang menampilkan berbagai isu yang mengatasnamakan AXA Mandiri.

“Oleh karena itu, saya meminta untuk tidak memberikan buku kontrak asli, hanya ada saldo email atau, mungkin, polis elektronik, tetapi saya tidak memperhatikannya. Lalu ketika saya ingin mendownloadnya baru-baru ini, email tersebut tidak bisa di download atau sudah kadaluarsa. Saya juga merasa aneh mengapa e-policy bisa kedaluwarsa jika saya tidak diberikan hard copy file tersebut. Karena dari dulu sampai sekarang saya belum menerima surat persetujuannya,” dia bersikeras.

Sedikitnya Dini mengungkapkan, saldo yang dimilikinya dari premi asuransi adalah Rp 60 juta, dengan rincian tabungan Rp 19 juta, tabungan suami Rp 21 juta, dan tabungan asuransi pendidikan anak Rp 20 juta.

Namun, seminggu setelah penutupan, Dini menemukan ada yang tidak beres. Bagaimana mungkin uang cair itu hanya 8 juta rupiah dari seharusnya 19 juta rupiah.

Pas suami saya telpon AXA malah bilang bener balancenya gede banget. Selain itu, AXA Mandiri juga menyatakan tidak pernah menjanjikan refund 100 persen, ”tulis pesan tersebut. dia menjelaskan.

Asuransi suami dan anak juga menanggung mereka. Alhasil, uang yang dibayarkan untuk asuransi suaminya yang seharusnya Rp 21 juta, hanya dibayarkan Rp 5 juta, dan Rp 20 juta untuk asuransi anaknya hanya dibayar Rp 3 juta.

[Baca Juga: Pahami 6 Prinsip Asuransi Agar Terhindar dari Gagal Klaim]

Tidak ada penyelesaian meskipun ada keluhan

Tak henti-hentinya Dini dan suaminya mengadu ke AXA Mandiri, namun tidak ada hasilnya.

Dini pun memutuskan untuk melaporkan masalah tersebut ke Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN).

BPKN sendiri bersaksi telah melakukan mediasi. Namun, AXA Mandiri tidak mengakui berjanji akan mengembalikan asuransi dalam waktu 5 tahun.

“AXA tidak mau bertanggung jawab atas klaim refund saya” kata Dini.

Klarifikasi dari AXA Mandiri

Sementara itu, AXA Mandiri juga terus mengklarifikasi untuk menyampaikan sudut pandang berdasarkan sudut pandang mereka.

PT AXA Mandiri Financial Services (AXA Mandiri) membantah klaim tersebut.

Menurut Direktur Kepatuhan AXA Mandiri Rudy Kamdani, berdasarkan dokumen yang ditandatangani nasabah lama, nasabah tersebut membeli produk unit link dan diambil 30% dari total premi.

Sedangkan sisanya merupakan biaya perlindungan asuransi jiwa yang dimulai sejak tahun 2017 sampai dengan Desember 2022, yaitu sebesar 3 kali lipat dari total biaya premi.

“Yang bersangkutan bahkan membeli tiga polis di tahun yang berbeda. Ketika dia menutup polis pada tahun 2022, kami mentransfer dana untuk menutup polis kepada orang yang bersangkutan, dan dia menerima dana tersebut.” kata Rudi.

Alasan perbedaan dalam jumlah pengembalian dana

Sementara itu, menanggapi perbedaan besaran dana reimbursement yang beragam, AXA Mandiri memastikan terjadi penurunan imbal hasil unit asuransi selama Covid-19.

Hal ini disebabkan lesunya perekonomian baik di dalam negeri maupun di dunia. Selain itu, keputusan klien untuk menutup polis kurang dari 5 tahun menghasilkan jumlah kas yang tertagih relatif kecil.

Namun, setelah polis ditutup, klien mengajukan keluhan. AXA Mandiri dengan sungguh-sungguh berusaha memecahkan masalah tersebut dengan menawarkan berbagai solusi.

Termasuk mediasi dengan Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN).

Melihat keterangan di atas, lalu apa itu referensi satuan? Bagaimana cara kerja referensi modul sehingga menjadi masalah? Temukan informasi lengkap tentang menghubungkan unit melalui e-book gratis di bawah.

eBuku GRATIS! Solusi asuransi yang disesuaikan dengan kebutuhan Anda

Apa yang dikatakan perencana keuangan tentang masalah ini?

Menanggapi permasalahan antara AXA Mandiri dengan klien, salah satu financial planner saya, Tita Gracia Yosheko SS, MBA, CFP, turut memberikan pendapatnya. Dia menyayangkan masalah ini mungkin muncul.

“Asuransi sebenarnya merupakan bagian penting dari keuangan pribadi. Namun, akibat ulah oknum, pelanggan dirugikan. Saya harap mereka yang terlibat dapat membuat kejadian ini menjadi pengalaman yang berharga.” kata Tita.

Ada baiknya juga kita lebih memperhatikan pembelian asuransi. Perlu Anda ketahui bahwa sebenarnya ada 2 jenis asuransi pribadi, asuransi swasta dan asuransi bank.

Untuk asuransi bank karakter untuk kebutuhan jangka pendek dan memang premi akan relatif lebih tinggi dapat diakses. Dan seringkali disertai dengan fitur perbankan seperti pengembalian premi (ketentuan berlaku).

Sementara itu, premi asuransi swasta memang lebih mahal dibandingkan bancassurance, namun hadir dengan manfaat yang lebih mumpuni dan perlindungan jangka panjang.

Nyatanya, frasa seperti “simpan sepanjang waktu atau hitung investasi” telah menjadi bendera merah.

Asuransi bukan tabungan, tapi juga bukan investasi.. Asuransi dirancang untuk melindungi keuangan, bukan untuk menghasilkan keuntungan.

Ibarat rumah tangga, asuransi bisa diibaratkan sebagai satpam. Apakah ada pencuri pada hari ini atau tidak, kami tetap membayar jasa satpam setiap bulan.

Kami tidak berharap ada pencuri yang masuk ke dalam rumah (keuangan), tetapi kami akan waspada jika ada pencuri yang masuk, pencuri dapat ditangkap sebelum mereka mengambil barang-barang berharga di dalam rumah (aset).

Mengenai unit link, sebenarnya ini adalah asuransi yang berhubungan dengan investasi, tetapi investasi di sini adalah untuk membayar premi asuransi kita ketika nanti kita tidak mendapatkan penghasilan/pensiun, bukan untuk mendapatkan keuntungan.

Tip Asuransi Gaya Perencana Keuangan

Tak lupa, Tita juga memberikan saran dalam memilih asuransi yang aman. Berikut beberapa tipsnya, antara lain:

  1. Asuransi bukan investasi, jadi kalau ada agen/petugas yang menawarkan asuransi dengan konsep investasi/tabungan, sebaiknya segera ganti agen/petugas.
  1. Minta penjelasan detail mengenai konsep produk dan fitur-fitur yang ada di dalamnya.
  1. Jangan ragu untuk mengajukan banyak pertanyaan.
  1. Jika agen/petugas tanpa menanyakan kondisi kesehatan kita juga bisa bendera merah.
  1. Sebelum membeli asuransi, tanyakan dulu siapa yang akan melayani kita selama proses klaim dan bagaimana proses klaimnya.
  1. Mintalah nomor telepon orang yang menjual asuransi atau orang yang akan melayani klaim kita. Proses pengajuan klaim tidaklah mudah, akan lebih mudah bagi kami jika ada yang bisa membantu klaim tersebut.
  1. Periksa perusahaan asuransi RBC pada laporan keuangan mereka. Bisakah kita check-in Situs web. RBC yang ditetapkan pemerintah adalah 120%. Jadi, jika RBC perusahaan asuransi di bawah 120%, itu juga bendera merah lainnya.

Selain itu, bagi sobat finansial yang masih ragu dan bimbang dalam memilih asuransi yang tepat, baik itu produk maupun aspek lainnya, bisa berkonsultasi dengan financial planner saya.

Caranya mudah, bisa hubungi via aplikasi Finansialku atau buat janji lewat WhatsApp di 0851 5866 2940.

Tidak tahu cara mengelola keuangan Banner

Demikian informasi mengenai permasalahan antara AXA Mandiri dengan nasabah. Jadi apa pendapat Anda tentang informasi atau acara ini? Jangan ragu untuk menuliskannya di kolom komentar, ya?

Editor: Ratna Sri H.
Sumber tautan:

  • Gan, 1 April 2023 Demikian penjelasan AXA Mandiri terkait keluhan mantan klien Arbi Alfarisi.. Indopos.co.id – http://bit.ly/3KrJTsx
  • Alicia Diavahyuningtyas. 31 Maret 2023 Kisah Dini Indriani yang kehilangan uang di asuransi…. Kompas.com – https://bit.ly/3Gz5InR
  • Ryan Pandito. 29 Maret 2023 AXA Mandiri Dituding Penipuan, Wanita Ini Datang ke Kantor Mandiri Sambil Menangis. Suara.com – https://bit.ly/40CfMV1




https://storyforgeproductions.com