Masa depan sangat sulit untuk diprediksi. Di sinilah pentingnya dana darurat.
Lebih dari dua tahun telah berlalu sejak pengumuman kasus pertama Covid-19 di Indonesia. Tepatnya 2 Maret 2020.
Kondisi ini telah memukul perekonomian di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Ada penurunan pertumbuhan ekonomi pada berbagai komponen seperti investasi, konsumsi, pengeluaran pemerintah, ekspor dan impor.
Ada beberapa perusahaan yang melakukannya Pemutusan hubungan kerja (PHK), cuti yang tidak dibayar, atau pemotongan gaji bulanan. Salah satu penyebabnya adalah penurunan omset bisnis akibat pandemi Covid-19.
Siapa sangka pandemi Covid-19 akan dengan cepat mempersatukan masyarakat dan mendatangkan malapetaka bagi perekonomian negara?
Dan ada kemungkinan kondisi seperti itu dapat terulang di masa depan. Di situlah letak pentingnya dana darurat.
Untuk informasi lebih lanjut, tentukan dulu dana cadangannya, yuk!
Apa itu Dana Darurat?
Dana darurat adalah dana yang dikumpulkan selama periode waktu tertentu untuk mencegah kejadian yang tidak terduga.
Misalnya, PHK, kecelakaan, bencana alam, penyakit, krisis ekonomi, dan sebagainya.
Besaran nominal dana talangan yang harus disiapkan setiap orang tentunya berbeda-beda ya. Itu menyesuaikan dengan kondisi masing-masing.
Tapi biasanya besaran dana darurat mulai dari 3 sampai 6 kali pengeluaran bulanan.
Apa pentingnya dana cadangan?
Tentu saja, sangat penting bahwa ketika keadaan tak terduga muncul lagi, seperti pandemi Covid-19, penting masih bisa dilakukan tanpa mendapatkan waktu.
Lantas, bagaimana cara mengumpulkan dana cadangan? Berikut adalah tipsnya.
Kiat Penggalangan Dana Darurat
Tidak ada kata terlambat untuk mengumpulkan dana darurat.
Jika saat ini Anda belum memiliki dana darurat, sekaranglah saatnya!
Ini tidak sesulit yang Anda pikirkan, sungguh. Cukup terapkan beberapa tips di bawah ini.
Pembentukan dana darurat merupakan salah satu upaya untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk yang bisa terjadi di masa depan.
Dan salah satu langkah awal untuk mengumpulkan dana darurat adalah tentukan target.
Tujuannya bisa ditentukan berdasarkan pengeluaran bulanan. Misalnya, Anda memiliki pengeluaran Rp 4 juta dalam satu bulan. Untuk melakukan ini, Anda perlu menyiapkan dana cadangan sebesar 24 juta rupee atau 6 kali pengeluaran bulanan Anda.
Nah, sekarang coba hitung berapa pengeluaran Anda per bulan. Kemudian kalikan hasilnya dengan 6, ya.
Hasil yang didapat adalah dana cadangan yang harus Anda siapkan.
2. Menunda pendapatan
Setelah menetapkan tujuan, tugas Anda selanjutnya adalah mengumpulkan dana darurat sesuai dengan tujuan.
Hal ini dapat dilakukan dengan menyisihkan sebagian pendapatan dalam dana cadangan.
Lari dari CNBC, Anda bisa menyisihkan minimal 5% dari gaji Anda untuk dana darurat. Namun, tidak ada salahnya memiliki dana cadangan lebih dari 5% dari gaji Anda.
Dengan persyaratan, prinsip pengurangan pendapatan jangan bingung dengan prinsip meninggalkan pendapatan.
Mengapa?
Karena tabungan pendapatan berarti memasukkan sebagian dari pendapatan Anda ke dalam dana cadangan sebelum menggunakannya untuk tujuan lain.
Di sisi lain, meninggalkan pendapatan berarti menggunakan sisa pendapatan setelah menghabiskan berbagai pengeluaran.
3. Simpan ke akun terpisah
Seperti namanya, dana darurat siap digunakan kapan saja. Untuk itu, dana darurat harus cair.
Idealnya, dana darurat dapat disimpan di tabungan bank daripada produk investasi.
Selain itu, untuk menghindari penggunaan fasilitas darurat yang tidak disengaja, perlu untuk mempersiapkan: Akun pisahkan khusus untuk menyimpan uang untuk pengeluaran tak terduga.
Nah, itulah pentingnya dana darurat.
Selain itu, investasi sama pentingnya dengan dana darurat, lho.
Salah satunya adalah berinvestasi KoinP2P dari KoinWorks lho. Dengan berinvestasi di KoinP2P, Anda bisa mendapatkan pengembalian efektif hingga 18% per tahun!
Apa yang kamu tunggu? Ayo mulai menginvestasikan!