Pos Indonesia peningkatan penjualan segel bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Pajak. Namun, masyarakat juga diimbau untuk waspada saat membeli stempel fisik karena barang palsu banyak beredar di pasaran.
Lantas, bagaimana agar tidak terjerumus pada tambalan palsu? Simak informasi lengkapnya di artikel selanjutnya!
Pos Indonesia bermitra dengan Dinas Pendapatan Umum untuk mendongkrak penjualan perangko
Distributor resmi prangko, PT Pos Indonesia, menggandeng Dinas Pendapatan Umum Kementerian Keuangan (DJP) untuk meningkatkan penjualan di tahun 2023.
Kerja sama ini dilaksanakan sebagai bagian dari Rakornas Pengelolaan dan Penjualan Prangko Tahun 2023 di Kuta, Bali, 1-3 Maret tahun lalu. Dalam hal ini kedua belah pihak menyepakati visi dan misi masing-masing guna meningkatkan target penjualan yang dicanangkan.
Acara ini dihadiri oleh Direksi dari kedua belah pihak yaitu Agus Abdurohim (Kepala Departemen Evaluasi Kepatuhan dan Penerimaan), Muhamad Amran (Senior Vice President Sales and Memasarkan layanan keuangan PT Pos Indonesia), Nur Fatoni (PPK dan Kepala Bagian Akuntansi dan Pelaporan DJP), Tongo Marbun (Direktur Human Capital PT Pos Indonesia) dan Wahyu Hartono (Kepala Pengelolaan Penerimaan Pajak).
Dalam acara tersebut, Ihsan Priyawibawa, Direktur Bidang Kapasitas, Kepatuhan, dan Penerimaan Ditjen Pajak melaporkan bahwa kelompoknya telah mencapai target 101.1% penjualan pada tahun 2023. Tahun ini, dia mengincar keuntungan yang lebih tinggi di sepanjang garis itu.
“Alhamdulillah, tahun lalu kami memenuhi rencana hingga 101,01 persen. Tahun ini target kita 5,36 triliun. Bersama dengan PT Pos Indonesia, kami telah berhasil berkolaborasi untuk meningkatkan produktivitas dan mencapai tujuan kami. Kerja sama ini merupakan bagian dari strategi kami,” ujarnya.
Sementara itu, Siti Choirina, direktur departemen kurir dan logistik PT Pos Indonesia, optimistis target tersebut dapat tercapai berkat jaringan, infrastruktur, dan sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan pelat merah tersebut.
“Pada tahun 2023, Pos Indonesia akan berusia 277 tahun. Kami setara dengan pos yang ada di dunia. Kami terhubung ke 223 jaringan di dunia yang tergabung dalam Universal Postal Union. Kami juga meningkatkan pelayanan tidak hanya untuk pengiriman surat, tetapi juga untuk pengiriman bingkisan dan bingkisan,” katanya.
Haris, Direktur Financial Services PT Pos Indonesia, juga menyebutkan bahwa acara tersebut merupakan wadah bagi kedua belah pihak untuk mencari strategi penjualan yang terbaik.
“Kami berharap pada rapat koordinasi nasional ini, teman-teman bisa saling berdiskusi. Jika ada masalah, solusinya dapat ditemukan. Yang terpenting adalah bagaimana kita menyamakan program kita. Mari kita dorong agar target penjualan 2023 bisa terpenuhi. Kita harus mengambil langkah nyata di lapangan untuk mencapai tujuan ini,” kata Haris.
Rakornas ini menghasilkan kesepakatan antara Ditjen Pajak dan PT Pos Indonesia yaitu komitmen untuk meningkatkan penjualan dengan berbagai cara, antara lain dengan memperkuat infrastruktur antara kedua instansi tersebut.
Diharapkan tujuan penjualan dapat tercapai sekaligus menekan penyebaran segel palsu.
[Baca Juga: RUU Bea Meterai Segera Disahkan, Harganya Jadi Rp10 Ribu Gaes!]
Mensosialisasikan penggunaan e-sales
PT Pos Indonesia bersama Administrasi Umum Perpajakan berhasil menggelar Rakornas pada 1-3 Maret 2023 untuk meningkatkan penjualan materai. Namun, ternyata acara tersebut tidak hanya didedikasikan untuk merek, tetapi juga untuk sosialisasi segel elektronik.
Hal itu dibenarkan oleh Inge Diana Rismavati, Kepala Subdirektorat Penasehat Pajak P2Humas DJP. Dia menegaskan, pihaknya terus melakukan sosialisasi untuk mencapai tujuan penjualan perekat dan segel elektronik.
“Literasi digital masyarakat Indonesia tidak sebaik yang kita pikirkan. Kami terus melakukan sosialisasi melalui perusahaan-perusahaan yang telah menggunakan materai secara luas. Bagi perusahaan yang telah menggunakan stempel berperekat, kami akan mencoba menginformasikan bahwa mereka sekarang dapat menggunakan stempel elektronik. Misalnya lembaga keuangan,” kata Inge.
Inge juga mengatakan PT Pos Indonesia mendorong UMKM untuk memperluas pangsa pasar multinasional. Hal ini diwujudkan melalui peningkatan dan integrasi layanan.
“Kami memperkenalkan integrasi untuk meningkatkan kualitas layanan, meningkatkan efisiensi, harus ditingkatkan bersama dengan yang lain untuk membuka pasar baru. Karena ada 64 juta UMKM di Indonesia yang perlu didorong aksesnya pasar bisnis baru tidak hanya untuk kepentingan nasional, tetapi juga untuk kepentingan internasional, karena jaringan kita ada di seluruh dunia,” tutupnya.
Awal Oktober tahun lalu, pemerintah mengeluarkan Rs 10.000 e-stamp. Penerbitan stempel elektronik ini sesuai dengan UU No. Nomor 10 Tahun 2020 dan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 134 Tahun 2021 tentang Meterai.
Penerbitan stempel elektronik yaitu oleh Perusahaan Percetakan Uang Negara Republik Indonesia (Perum Peruri). Sedangkan penjualan ditangani oleh PT Pos Indonesia dan PT Pos Finansial Indonesia.
Warga dapat membeli stempel elektronik melalui website. e-meterai.co.id atau kunjungi kantor pos. Sosialisasi stempel elektronik dapat dilihat masyarakat melalui media sosial Pos Indonesia.
PT Pos Indonesia mengimbau warga untuk berhati-hati terhadap prangko palsu
Penjualan perangko palsu berlanjut hingga hari ini. PT Pos Indonesia sebagai distributor resmi mengimbau masyarakat untuk membeli perangko dari kantor pos atau Pospay.
Penggunaan stempel palsu dapat sangat mempengaruhi keabsahan berkas stempel. Namun sayangnya, banyak orang yang tidak menyadari bahwa mereka membeli barang palsu.
Yudha Pribadhi, Wakil Presiden Pengelolaan Produk Jasa Keuangan PT Pos Indonesia melaporkan bahwa stempel elektronik dan stempel perekat berharga Rs 10.000. Sedangkan segel palsu biasanya hanya berharga antara Rp6.000 hingga Rp8.000.
“Pengedaran ini sudah dalam taraf mengkhawatirkan karena bisa mempengaruhi keabsahan dokumen bermeterai,” katanya, Jumat (3/3) lalu.
[Baca Juga: Diincar RI, Tesla Justru Buka Kantor di Malaysia, Ini Respons Luhut]
Perbedaan stempel asli dan palsu
Menanggapi adanya perangko palsu yang beredar di pasaran, Manager Bagian Konsinyasi dan Filateli PT Pos Indonesia Ria Marantika menyatakan pihaknya tidak berwenang untuk menentukan apakah perangko tersebut asli atau palsu.
Sebab, hal itu merupakan kewenangan Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan.
Namun, orang bisa belajar mengenali segel asli dan palsu melalui ciri fisiknya. Saiful Bahri, Chief Operating Officer Perum Peruri, mengumumkan hal tersebut pada 2021.
Orang dapat memverifikasi keaslian tambalan dengan melihatnya, merasakannya, dan mengocoknya, katanya.
Pertama, segel asli memiliki tiga jenis lubang: oval, bulat, dan berbentuk bintang. Meski ada yang palsu, namun tetap terlihat aneh dibandingkan dengan isian aslinya.
“Pemalsuan tidak mungkin karena teknologi perforasi tidak sesederhana itu. Jadi mesin punching kita cukup spesifik, di Indonesia belum ada yang punya,” ujarnya.
Pencetakan stempel kemudian menggunakan teknologi yang sama dengan uang. Dengan cara ini teksturnya tidak akan rata.
Akhirnya, segel palsu tidak memiliki detail dekorasi seperti cetakan aslinya, misalnya pada hologram. Dengan teknologi keamanan yang digunakan Peruri, Saiful mengatakan sangat sulit bagi masyarakat untuk membuat pemalsuan yang akurat.
Membeli prangko dari sumber terpercaya
Meterai adalah label untuk bukti, pernyataan, konfirmasi atau verifikasi dokumen. Meski ukurannya kecil, charik ini berperan penting dan mengikat secara hukum.
Untuk melakukan ini, Anda harus membeli prangko dari sumber tepercaya seperti kantor pos, pospay, atau online. e-meterai.co.id.
Setelah mempelajari cara membedakan segel asli dari yang palsu, Anda juga perlu memahami cara menyiapkan anggaran keuangan dengan benar.
Untuk membuatnya lebih mudah Ayo, menggunakan aplikasi keuangan saya karena memiliki berbagai fitur yang akan memudahkan anda untuk mengatur dan mengatur keuangan anda.
Untuk link tambahan tentang penyusunan anggaran, Anda bisa membaca e-book gratis dari keuangan saya berikutnya.
E-book GRATIS! Bagaimana membuat anggaran
Demikian gambaran upaya Pos Indonesia dan Ditjen Pajak. meningkatkan penjualan merek dan cara membedakan merek asli dari palsu.
Ayo, Bagikan informasi ini kepada rekan Anda agar tidak salah membeli cetakan. Terima kasih!
Editor: Ismyuli Tri Retno
Sumber tautan:
- admin. 01 November 2022 Mengutamakan digitalisasi dokumen, Pos Indonesia menyediakan cara penjualan dan distribusi secara elektronik penggunaannya. Biz.kompas.com – https://bit.ly/3La0ilY
- admin. 03 Maret 2023 Segel palsu sudah biasa, masyarakat dihimbau untuk membeli melalui pos dan pospay. Voi.id – https://bit.ly/3YlSjVX
- admin. 05 Maret 2023 Pos Indonesia dan Ditjen Pajak memperkuat kerja sama untuk mencapai target penjualan prangko pada tahun 2023.. Liputan6.com – https://bit.ly/3YqgJ0A
- admin. 06 Maret 2023 PT Pos Indonesia dan Dinas Pendapatan Umum Tingkatkan Penjualan Perangko di 2023. Metrotvnews.com – https://bit.ly/3ZGwQZD
- Anisa Indraini. 18 Maret 2021 Jangan tertipu, ini spesifikasinya cetakan asli. Finance.detik.com – https://bit.ly/3Jsug3L
- Ichan Chasan. 06 Maret 2023 Pos Indonesia dan Ditjen Pajak memperkuat kerja sama untuk mencapai target penjualan prangko pada tahun 2023.. Wartakota.tribunnews.com – https://bit.ly/3yjBL6o
- Ceyhan Kahfi Barlian. 06 Maret 2023 Pos Indonesia menjangkau masyarakat Hati-hati dengan stempel palsu. Swa.com – https://bit.ly/3ZwdA0D
- Sudarson. 05 Maret 2023 Penjualan stempel tempel mencapai Rp 5,36 triliun tahun ini. ekbis.sindonews.com – https://bit.ly/3ZMZJ62